Rabu, 24 Agustus 2016 | 16:32 WIB
Sayembara desain arsitektur nusantara untuk mendukung pengembangan 10 destinasi wisata prioritas Indonesia.
INFO TRAVEL - Menteri Pariwisata Arief Yahya awalnya berencana membangun ribuan homestay di 10 Top Destinasi Prioritas. Syarat sebuah destinasi siap dipromosikan harus memiliki 3A, Atraksi, Akses, dan Amenitas. Akses terkait dengan bandara, flight dan airlines, dermaga, pelabuhan, cruise, yacht, stasiun kereta, dan lainnya. Atraksi terdiri dari alam, budaya dan man made. Sedangkan Amenitas adalah fasilitas pendukung destinasi seperti hotel, restoran, café, convention, golf course dan lainnya.
Percepatan amenitas ini salah satunya membangun homestay. Karenanya, Ketua Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata, Hiramsyah Sambudhy Thaib mengajak para desainer, arsitek, ahli gambar bentuk rumah menuangkan kreasinya lewat Sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk rumah wisata (homestay).
"Homestay yang menjadi penyokong kawasan pariwisata itu tetap harus keren. Presiden Joko Widodo mengharapkan desainnya menggunakan arsitektur nusantara sehingga tercipta suasana local wisdomnya," kata Arief Yahya.
Sayembara bertajuk "Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara" ini mengangkat tema "Sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk mendukung Pengembangan 10 Destinasi Wisata prioritas Indonesia".
Sepuluh destinasi prioritas itu adalah Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo tengger – Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok – NTB, Labuan Bajo, Flores – NTT, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan Morotai, Maluku.
Teknis spesifikasinya, dalam gambar denah sudah mencakup kamar pemilik bangunan, kamar yang disewakan, serta kamar mandi dan dapur yang dapat digunakan bersama-sama. Desain bangunan berupa rumah tunggal, berlantai satu atau dua. Tipe bangunan dapat berjenis landed house atau Rumah Panggung.
"Desain sudah mencakup desain luas 36 m2 dengan potensi pengembangan menjadi 54 m2. Estimasi biaya pembangunan Rumah Wisata Nusantara sebesar Rp. 125.000.000,- Dalam Konsep Perancangan untuk efisiensi biaya pembangunan, diupayakan menggunakan material lokal/daerah setempat," lanjut Hiramsyah.
Desain harus mengambil inspirasi dari desain rumah tradisional setempat. Ketika mendaftar peserta ditetapkan destinasi wajib yang harus dibuat rancangannya. Destinasi wajib ditetapkan berdasarkan sistem yang berurut oleh panitia sesuai dengan daftar destinasi di atas. Selain destinasi wajib peserta diberikan maksimal dua destinasi pilihan.
Materi pemenang sayembara dan Hak Cipta Ekonomis dari karya pemenang menjadi milik penyelenggara, yaitu Kementerian Pariwisata RI, Badan Ekonomi Kreatif RI, serta PT Propan Raya dan dapat digunakan sebagai media promosi. Desain dapat digunakan oleh masyarakat luas sesuai kepentingan dari pihak penyelenggara.
Hak cipta moral akan tetap merupakan milik peserta. Pihak penyelenggara akan tetap mencantumkan nama pemenang pada setiap desain, baik yang dipublikasikan atau yang dibangun. "Pendaftaran 1 Agustus – 20 September 2016 dengan batas akhir penerimaan karya 20 September 2016. Penjurian 22 September 2016. Pengumuman Pemenang 27 September 2016,'' ujar Hiram lagi. Syarat dan ketentuan, silakan klik di www.arsitekturnusantara.propanraya.com. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar