Rabu, 24 Agustus 2016 | 16:26 WIB
Ini tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi.
INFO TRAVEL - CEO Commitment memang nomor satu dalam pengembangan pariwisata di sebuah daerah. Pimpinan daerah yang concern dan serius mengembangkan pariwisata dengan cepat pariwisatanya maju. Begitu pun sebaliknya, kalau tidak punya komitmen, sehebat apapun potensi wisatanya, tidak akan tereksplorasi dengan baik. Manado Sulawesi Utara adalah contoh konkret CEO Commitent bisa mendrive kemajuan pariwisata daerahnya.
Ada dua hal baru yang bakal hadir 1 September nanti di Manado. Pertama, direct flight Manado menuju enam kota di Cina yang akan berlanjut terjadwal harian bukan lagi chartered flight. "Ini kemajuan di bidang akses yang sangat berarti bagi pariwisata di Manado dan Sulut untuk pasar Cina," jelas Happy Korah, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara.
Kedua, akan ada rute Manado-Davao di Filipina. "Mulai 1 September ada penerbangan langsung Manado-Davao dengan Wings Air. Namun Lion Air Group belum mengabari terkait jadwal kedatangan dan keberangkatan," papar Halendra Waworuntu, General Manager Angkasa Pura I Bandar Udara Sam Ratulangi.
Pembukaan rute Manado-Davao City PP diyakini bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Sekitar 90 menit terbang dengan Boeing 737-800, Davao-Manado sudah bisa dijelajahi. "Pembukaan rute Manado-Davao ini sudah pas. Aksesnya dekat ke Pulau Cebu, Davao, Filipina. Turis di sana bisa ditarik juga ke Manado. Atraksinya sudah kelas dunia. Wisata bahari Manado kuat, baik underwater maupun bentang pantai.," timpal Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.
Dan tak hanya Lion Group yang melirik rute Manado-Davao. Maskapai penerbangan Brunei, Korea Selatan dan Jepang juga sudah mulai menjajaki penerbangan antarnegara ASEAN itu. "Memang sudah mulai banyak yang tertarik membuka rute penerbangan menuju Manado. Mudah-mudahan sampai Desember 2016 bisa bertambah 12 rute penerbangan per hari," kata Olly.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji langkah cepat Gubernur Olly Dondokambey untuk bernegosiasi pembukaan rute penerbangan Manado-Davao. Kelak dikembangkan lagi ke Cebu Island. "Turis Korea yang ke Cebu Island Filipina itu lebih 1 juta orang setahun. Sangat signifikan. Dua pesawat yang mengangkut ke sana, yakni Jeju Air dan Jin Air yang sudah bertemu dengan kami. Mereka juga minta mitra airline Indonesia, untuk terbang lanjutan ke Indonesia," kata Arief Yahya.
Tahun lalu, secara kumulatif, kunjungan wisman ke Sulut tercatat 19.465 orang yang melalui bandara Samratulangi. Setelah ada direct flight dari Cina, Olly memprediksi kunjungan wisman bisa mencapai 30.000 orang hingga akhir tahun. Ditambah dengan akses Davao-Manado, Olly yakin kunjungan wisman ke Sulut bisa menembus angka 2.500 orang per hari.
Yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini menurut Olly adalah infrastruktur penunjang pariwisata. Pelabuhan wisata masih belum memenuhi standar. Akses menuju ke beberapa tempat wisata juga masih belum maksimal. Persoalan sampah juga belum tuntas diselesaikan. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulut menunjukkan, capaian realisasi investasi sektor pariwisata sendiri senilai Rp 193,04 miliar. Jumahnya masih jauh di bawah sektor industry dengan porsi 32,41 persen, realisasi investasi mencapai Rp 983,76 miliar dan energi dan sumber daya mineral mencapai Rp 251,32 miliar. "Ini tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi. Kami sudah menerima calon investor, baik perhotelan maupun yang lain. Kami mendorongnya untuk masuk," ujarnya.(*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar