Jum'at, 19 Agustus 2016 | 19:16 WIB
Nilai budaya atau cultural value dari Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 ini sangat kuat.
INFO TRAVEL - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut 60 persen wisman ke Indonesia karena culture atau ingin merasakan atmosfer budaya lokal. Sisanya, 35 persen karena faktor alam atau nature dan 5 persen man made atau wisata yang dicreate orang seperti sport event, MICE, show music dan lainnya. "Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 adalah kombinasi yang sempurna antara culture, nature, dan man made. Karena itu valuenya akan berimbas pada destinasi Danau Toba," ujar Arief Yahya di Jakarta baru-baru ini.
Nilai budaya atau cultural value dari Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 (#KKPDT2016) ini sangat kuat, karena tradisi Tapanuli sendiri sudah menjadi atraksi tersendiri. "Modal dasarnya sudah kuat, yakni budaya Batak yang punya akar sejarah yang panjang," jelas Arief Yahya. Potensi alam Danau Toba dan destinasi di sekitarnya sudah berani bersaing di level global. Tinggal memoles, menata kembali, merevitalisasi, agar semua sektor menggunakan standar global.
Menteri Arief melihat sebuah kegiatan itu dari dua sisi, cultural value dan commercial value. Semua potensi, kegiatan, dan atraksi harus memberi dampak ekonomis yang konkret bagi masyarakat, terutama di sekitar Danau Toba yang menjadi tuan rumah KKPDT2016 ini. Manfaat ekonomis itu sendiri ada yang langsung, ada juga yang tidak langsung. "Untuk KKPDT2016 ini manfaat tidak langsungnya pasti lebih besar dibandingkan dengan direct impact," jelas Arief Yahya.
Ada tiga kekuatan acara karnaval yang akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Irianti Joko Widodo. Pertama konser musik dengan artis-artis nasional pada 20 Agustus 2016 di Pantai Bebas, Parapat. Ada Slank, Edo Kondologit, Opi Andaresta, Sammy Simorangkir, Judika, dan lainnya. Ada sensasi baru, panggungnya di atas danau, mengapung dari jarak 10 meter dari bibir daratan. Artis yang diundang harus berlayar dari perahu menuju ke stage mengapung berukuran 12x24 meter ini.
Kedua, karnaval kemerdekaan ethnic dan culture digelar pada 21 Agustus 2016 sore di Balige. Iring-iringan 700 wanita berpakaian adat menyunggi tandok, anyaman dari bambu khas Batak yang berisi beras. Tandok yang berisi beras menggambarkan sumbangan beras dari tetangga kiri kanan kepada yang sedang punya hajatan. Ini merupakan simbol dari budaya partisipasi masyarakat Batak sebagai komitmen mereka untuk mensukseskan Pariwisata di Danau Toba.Masih banyak poin-poin budaya lain yang unik khas Batak dan menggambarkan suka cita bersama.
Kemudian sebagai tontonan tentu karnaval sejauh 3,5 kilometer dengan rangkaian sepanjang 1 kilometer ini akan sangat menarik. "Kekuatan dari karnaval ini sebagai tontonan ada tiga, bunyi, warna dan gerakan," jelas Jay Wijayanto, Koordinator Karnaval. Jay menyebut di Batak hanya tiga warna utama, merah, hitam dan putih. Semua artefak heritage peninggalan ratusan tahun silam selalu menggunakan tiga dominasi warna itu. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar