Senin, 08 Agustus 2016 | 16:18 WIB
Pencukuran rambut gimbal bagi anak-anak harus melalui proses ruwatan, sangat sakral. Jika sembarangan, dikhawatirkan rambut tumbuh dan semakin menggimbal
INFO TRAVEL - Event Dieng Culture Festival (DCF) yang digelar Jumat hingga Minggu, 5-7 Agustus 2016 sukses besar. Hampir 100 ribu manusia dari dalam dan luar negeri memenuhi venue yang diberi julukan Negeri di Atas Awan. Seluruh homestay dan hotel di kawasan Dieng penuh. Bahkan area camping ground di kawasan Candi Arjuna pun juga ramai pengunjung.
DCF diisi penampilan musik kontemporer dan tradisi hingga pertunjukan tradisional seperti wayang. Mulai budayawan Emha Ainun Najib, hingga upacara pemotongan rambut anak gembel yang menyedot perhatian banyak pengunjung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas keberhasilan pemerintah Jawa Tengah menggelar DCF 2016. Dia berharap, pada tahun yang akan datang, event serupa akan lebih baik dan semakin tertib dan teratur.
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Hari Untoro Drajat mengatakan upaya mempromsikan event ini telah berhasil mengundang banyak turis. Ketua Paguyuban Wisata Dieng Pandawa sekaligus Ketua DCF VII, Alif Fauzi mengatakan acara ini berhasil memberi kesan bagi para wisatawan, dan menjadi berkah besar untuk warga Dieng.
Selain tampilan music, diakui Alif, prosesi pemotongan rambut anak gembel adalah pertunjukkan yang paling diminati wisatawan. Puluhan ribu wisatawan dari berbagai daerah maupun mancanegara berbaur dengan wisatawan lokal. Semua setia mengikuti prosesi ruwatan yang diikuti 11 anak berambut gimbal itu. Dari mulai kirab budaya dari rumah tetua adat Dieng, Mbah Naryono, hingga prosesi perjalanan menuju kompleks Candi Arjuna.
"Anak berambut gimbal yang akan diruwat dikirab dengan menumpang kereta kuda. Banyak wisatawan yang minta foto bersama anak-anak berambut gimbal itu. Menurut mereka anak-anak itu sangat unik," tambah Alif.
Acara makin terasa meriah setelah di area parkir kompleks Candi Arjuna, kesebelas anak berambut gimbal itu disambut sejumlah pemimpin daerah. Pemimpin wilayah ikut menyaksikan kemeriahan acara ini, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, dan tamu undangan lainnya.
Adinda Wijayanty Putry (4), putri pasangan Mahfudz dan Linda Susanti dari kota Depok mendapat giliran pertama untuk dipotong rambut gimbalnya oleh Mbah Naryono.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut memotong rambut Madina Jauza Aina Effendy (6,5), putri pasangan Bilal dan Ayu, warga Desa Bakal, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Setelah seluruh anak berambut gimbal itu diruwat, potongan rambut mereka dilarung di Telaga Warna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo.
"Pencukuran rambut gimbal harus melalui proses ruwatan. Tidak boleh sembarangan dicukur. Kalau sembarangan, rambut gimbal itu tumbuh kembali. Bahkan akan semakin menggimbal. Sangat sakral. Ini menjadi daya tarik tersendiri," katanya.
Melihat potensi tersebut, Ganjar bersiap akan untuk membenahi Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Menurutnya, wilayah wisata ini harus dikelola dengan baik.
"Ini harus dikelola dengan baik. Banjarnegara dan Wonosobo tidak boleh rebutan. Nanti ada pintu masuk dari Batang sehingga pengelolaan Dieng harus dilakukan bersama-sama sebagai satu kawasan. Tiket masuk ke KWDT Dieng hanya dipungut satu kali berupa tiket terusan," kata Ganjar.
Dijelaskan Ganjar, pihaknya sudah bicara dengan para konsultan pemenang tender dan menyampaikan gagasan untuk menyambut wisatawan di Dieng. Diharapkan, tahun depan, konsep ini sudah dikerjakan. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar