Selasa, 09 Agustus 2016 | 21:41 WIB
Ilustrasi berolahraga di pantai. REUTERS/Sivaram V
TEMPO.CO, Jakarta - Association of the Indonesian Tours and Travel Agency (ASITA) akan mengangkat potensi pariwisata Indragiri Hilir di Riau karena potensi wisata di daerah itu dinilai belum dikelola dengan baik.
Ketua ASITA Riau Dede Firmansyah mengatakan ada beberapa objek wisata yang berpotensi di Indragiri Hilir, seperti Kawasan Konservasi Pulau Baso, Pantai Solop dan beberapa objek air terjun.
"Secara geografis, Indragiri Hilir punya potensi, seperti air terjun dan Sungai Indragiri Hilir. ASITA akan mempromosikan daerah ini sebagai salah satu objek wisata unggulan di Riau, sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Riau yang difokuskan pada tahun ini," kata Dede, Selasa (9 Agustus 2016).
Kawasan konservasi Pulau Basu adalah salah satu objek yang juga bisa diteliti oleh pegiat hutan dan lingkungan hidup baik dari nasional maupun internasional. Tempat itu kaya dengan jenis flora dan fauna yang langka dan dilindungi.
Dede mengatakan pihak pengusaha biro pariwisata memerlukan peran penting dari pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. ASITA juga meminta Bandara perintis Tempuling di daerah itu perlu diaktifkan kembali. Bandara merupakan salah satu pintu masuk dan mempermudah askes wisatawan ke daerah itu. Dede juga meminta pemerintah untuk membenahi akses jalan agar wisatawan dari Pekanbaru dan daerah lain dapat lebih mudah menjangkau Indragiri Hilir.
"Terutama soal promosi. Pemerintah daerah juga perlu melakukan promosi agar wisatawan semkin tertarik," kata Dede.
Pemerintah provinsi Riau tengah fokus kepada program pariwisata karena tidak ingin bergantung dengan sumber daya alam. Pemerintah menargetkan jumlah kunjngan wisata di Riau tahun ini mencapai 70.000 orang per tahun, meningkat dari tahun lalu yang hanya 54.000 orang.
Sementara itu, Bupati Indragiri Hilir Wardan mengatakan pihaknya tengah berupaya agar Bandara Tempuling kembali aktif. Selain itu, fasilitas jalan dari Kota Tembilahan yang merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi kabupaten menuju Bandara Tempuling tengah dalam pembenahan.
"Jarak dari Bandara Tempuling menuju Tembilahan sekitar 24 km. Memang ada beberapa yang rusak. Tahun ini akan direvitalisasi dengan nilai royek Rp21,7 miliar," kata Wardan.
Wardan mengatakan Indragiri Hilir juga terletak di daerah terluar Sumatra dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan laut yang paling ramai. Pemkab Indagiri Hilir juga berupaya menghidupkan kembali Pelabuhan Kuala Enok yang tidak aktif selama bertahun-tahun.
"Untuk menadatangkan orang ke Indragiri Hilir, kami membuka semua pintu. Selain membuka akses jalur udara melalui Bandara, jalur darat dengan pembenahan infrastruktur jalan, Pemkab juga berupaya untuk mengaktifkan lagi Pelabuhan Kuala Enok," katanya.
PT Pelindo I (Persero) mengajukan investasi senilai Rp250 miliar untuk membangun infrastruktur penunjang Pelabuhan Kuala Enok, Indragiri Hilir, Riau.
Mulyono, General Maneger PT Pelindo I Tembilahan, Indragiri Hilir mengatakan pengajuan investasi jangka menengah itu tengah dibahas oleh pihak internal, pemerintah dan pihak terkait lainnya. Pelindo I mencatatkan laba Rp715 miliar di sepanjang tahun lalu
"Pelindo Tembilahan sudah menerima alokasi dana investasi Rp5 miliar pada tahun ini," katanya, akhir pekan lalu kepada bisnis.
Dana Rp5 miliar digunakan Pelindo I untuk membangun dan membenahi beberapa infrastruktur penunjang pelabuhan antara lain, tempat penimbunan barang, pengerukan alur, tangki timbun cruide palm oil. Pembangunan tersebut digesa dan akan dimulai dalam waktu dekat.
Pelindo telah menandatangi MoU dengan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Perusahaan plat merah itu akan menggandeng BUMD Provinsi Riau PT Riau Investment Corp dan beberapa BUMD Kabupaten Indragiri Hilir.
BISNIS
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar