Minggu, 21 Agustus 2016 | 17:36 WIB
Ilustrasi buaya. Sxc.hu/Sias van Schalkwyk
TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan tiga buaya air asin di Pantai Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan menjelang pelaksanaan Festival Geopark Ciletuh pada 27-28 Agustus 2016.
"Tiga buaya air asin (laut) ini tidak berbahaya karena sudah menjadi habitatnya di sini. Karena, tidak jauh dari Pantai Ujunggenteng terdapat hutan lindung. Bahkan kemunculan buaya ini menjadi daya tarik wisatawan," kata Koordinator Wilayah Selatan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi Dadang Hermawan, Minggu, 21 Agustus 2016.
Menurut Dadang, tiga buaya tersebut sudah hidup puluhan tahun di wilayah Kecamatan Ciracap. Untuk ukurannya, satu ekor mencapai 5 meter dan dua lagi sekitar 4 meter.
Buaya tersebut muncul pada waktu-waktu tertentu atau saat musim ikan. Biasanya reptil itu muncul di Pantai Serwan dan Batu Mandi. Namun, untuk beberapa hari terakhir ini, satu dari tiga buaya tersebut muncul di Dermaga Ujunggenteng di Kecamatan Ciracap.
Kemunculan buaya ini tidak membuat panik warga sekitar, melainkan menjadi obyek wisata bagi para pengunjung. Karena kemunculan buaya ini tidak setiap saat, kemunculannya merupakan hal yang langka.
"Walaupun buaya merupakan hewan pemangsa, tiga buaya ini tidak pernah melukai siapa pun, apalagi sampai menelan korban jiwa. Bahkan penyelam lokal dan nelayan kerap berdampingan dengan buaya ini," tuturnya.
Dadang mengatakan warga atau wisatawan yang ingin melihat buaya tersebut disarankan segera datang ke Pantai Ujunggenteng karena tidak tahu kapan tiga buaya tersebut muncul ke permukaan seperti ini.
Selain buaya, ada hewan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, tapi kemunculannya tidak bisa dijadwal. Hewan tersebut adalah hiu bentang, yang memiliki panjang sekitar 15 meter.
"Maka itu, kami mengimbau siapa pun jangan mengganggu hewan itu, apalagi sampai merusak habitatnya. Empat hewan berukuran besar ini bukan gaib, melainkan nyata dan bisa dilihat siapa saja," katanya.
ANTARA
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar