Rabu, 10 Agustus 2016 | 16:00 WIB
Meski Candi Borobudur lebih indah daripada candi lain di kawasan Asia, jumlah wisatawan yang berkunjung ke sana pada 2015 hanya 254.082 orang.
INFO TRAVEL - Dalam lawatannya ke Indonesia, Presiden Ukraina Petro Poroschenko bersama istri, Maryna Poroschenko, menyempatkan diri melihat kemegahan Candi Borobudur di Jawa Tengah, Sabtu, 2 Agustus 2016. Keduanya terkesima dengan keindahan Candi Budha terbesar di dunia itu.
Meski tidak sempat berbicara dengan media, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengakui selama menikmati kawasan candi, Petro Poroschenko dan istri berfoto selfie dengan latar belakang pemandangan Candi Borobudur.
Saat menyambut Presiden Ukraina, Heru ditemani oleh Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setiabudi, Bupati Magelang Zaenal Arifin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah Prasetya Aribowo, dan jajaran pejabat PT Taman Wisata Candi Borobudur.
Staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) Panggah Ardiansyah menjadi guide bagi Poroschenko. Presiden Ukraina mengagumi candi Borobudur yang begitu megah, bersih, serta memiliki nilai historis tinggi.
"Beliau selalu menanyakan relief di dinding candi dan sempat membandingkannya dengan Angkor Wat di Kamboja. Menurut dia, Candi Borobudur sedikit lebih terawat," tutur Panggah.
Tak hanya relief yang dikagumi Presiden Poroschenko. Hiasan dan corak Buddhis yang ada di Candi Borobudur membuat sang presiden penasaran. Panggah pun mengaku menjelaskan kepadanya relief di lorong tersebut. Ada relief Lalitavistara yang bercerita tentang kehidupan Sang Buddha Gautama serta relief yang bercerita tentang reinkarnasi Budha yang membuat Presiden Poroschenko terkesima.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tersanjung dan berterima kasih atas kunjungan Presiden Ukraina Poroschenko ke Mahakarya Budaya Dunia di Magelang. Kunjungan ke World Cultural Masterpiece itu diyakini Arief diliput media-media Eropa Timur. "Itu menjadi promosi dan viral yang bagus buat pasar Eropa Timur, terutama Ukraina," tutur Arief.
Memang Arief menyiapkan manajemen dengan format baru. Polanya single destination, single management. Setelah Badan Otoritas Pariwisata (BOP) dibentuk, tugas utamanya adalah membangun kawasan ekonomi khusus pariwisata di dekat kompleks Borobudur, tanpa harus menghilangkan peran pihak lain di zona 1, zona 2, dan zona 3. "Kami tidak akan menyentuh zona 1-2-3. Sama sekali tidak. Tapi wajib menggunakan pola single management kalau ingin cepat maju dan tidak menimbulkan persoalan," ucap Arief.
Ia pun membandingkan Borobudur dengan Angkorwat. Angkorwat dikelola oleh APSARA National Authority. Selama setahun, Angkorwat didatangi 2,35 juta wisatawan, sangat berbeda dengan Borobudur. Padahal Borobudur usianya lebih tua. Pemandangannya pun lebih indah. Ironinya, Borobudur hanya dikunjungi 254.082 ribu orang pada 2015.
Ketua Pokja 10 Top Destinasi Prioritas Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan zona 1 tetap menjadi ranah pengawasan Kebudayaan Kemendiknas. Namun tetap dikoordinasi dengan baik. Zona 2 menjadi ranah pengelolaan oleh Kementerian BUMN dan PT Taman Candi Borobudi, Candi Prambanan, serta Candi Ratu Boko. Sementara itu, zona 3 dan PKL dikelola pemerintah daerah setempat. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar