Sabtu, 20 Agustus 2016 | 23:48 WIB
Danau Toba adalah satu dari 10 "Bali Baru" yang tengah dikembangkan sebagai destinasi prioritas.
INFO TRAVEL - Dengan sepatu pantovel hitam, baju putih Wonderful Indonesia, Menteri Pariwisata (Menoar) Republik Indonesia Arief Yahya blusukan ke lokasi Desa Pardamean, dan Sigapiton, tempat lahan untuk Badan Otorita Pariwisata (BOP) Danau Toba seluas 500 hektare tersebut. Dari atas dataran tinggi itu, bisa mengintip Pulau Samosir di tengah danau. Angin bertiup sepoi-sepoi, cahaya matahari, menerobos sela-sela daun dan batang pinus.
Menpar menyebutkan bahwa daerah tersebut harus dilestarikan, dihutankan kembali, direboisasi, agar menjadi water catching area yang menyuntikkan air ke dalam tanah. "Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," katanya yang didampingi Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi Kemenpar Hiramsyah Sambudhy Thaib.
Blusukan tersebut dilakukan usai meninjau Bandara Sibisa, di Ajibata, Toba Samosir. Bandara kecil yang panjang landasannya baru 750 meter, sehingga belum siap dioperasikan sebagai bandara untuk penerbangan komersial. "Selain Silangit, akses terdekat dengan Danau Toba adalah Sibisa ini," jelas Arief Yahya di ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut itu.
Hiramsyah menjelaskan Danau Toba adalah satu dari 10 "Bali Baru" yang tengah dikembangkan sebagai destinasi prioritas. Perpres BOP sendiri sudah diundangkan 13 Juni 2016, dan sudah diteken sejak 1 Juni 2016. Badan inilah yang kelak tugasnya melahirkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata Danau Toba.
Sedangkan 9 "Bali Baru" lainnya adalah Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Trmengger Semeru (BTS), Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, Morotai Maltara.
"KEK pertama dan yang paling cepat dibangun di Tanjung Kelayang dengan 324 hektare di Belitung. Tanggal 2 September nanti sudah akan ground breaking amenitas seperti hotel , restoran, dan lainnya," kata Hiram. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar