Sabtu, 27 Agustus 2016 | 21:26 WIB
Dari data Kemenpar, sebanyak 60 persen wisatawan berkunjung ke Indonesia karena ingin mendapatkan sentuhan culture
INFO TRAVEL - Atmosfer peringatan HUT RI 17 Agustus masih terasa di Shanghai, Tiongkok. Sekitar 250 pengusaha dari Indonesia dan mitranya di Tiongkok memaknai perayaan itu dengan mengundang Menteri Pariwisata Arief Yahya, 26-27 Agustus 2016 di Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower. Mereka berdiskusi dan membangun business opportunity di sektor pariwisata Indonesia.
Arief mengatakan masa depan destinasi pariwisata dunia dan industri kreatif ada di Indonesia. Dari ujung Sabang Nangroe Aceh Darussalam hingga Raja Ampat Papua memiliki nature yang masuk dalam peringat 20 dunia.
Dikatakan Arief, dari data yang diperoleh sebanyak 60 persen wisatawan berkunjung ke Indonesia karena ingin mendapatkan sentuhan culture. Sebesar 35 persen karena nature atau alam, baik wisata bahari yang meliputi coastal zone, underwater zone, sea zone, maupun non bahari seperti gunung, hutan, danau, geopark, dan lainnya.
Momentum itu sekaligus untuk memperingati 67 tahun hubungan diplomatik RI-RRT. Arief akan hadir sebagai narasumber di Inacham atau Indonesia China Chamber of Commerce. Inacham terdiri dari dari beberapa komisi yang mencerminkan visi dan misi organisasi, untuk menjadi wadah kegiatan ekonomi, social, budaya, masyarakat Indonesia, terbuka untuk pebisnis maupun professional dan bebas dari kepentingan politik.
Dari 250 orang itu, ada 80-an pengusaha lokal, yang selama ini bermitra dengan pengusaha Indonesia. Namun, tidak semua bergerak di bidang pariwisata. Ada juga tour and travel dan beberapa media.
Pada 27 Agustus 2016, Arief akan bertemu dengan Huawei Center untuk menjajaki kerjasama IT pendukung destinasi pariwisata Indonesia.
Tiongkok merupakan salah satu penghasil wisata potensial. Wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia tahun lalu mencapai 1.141.330 orang. Kemenpar menargetkan mampu menjaring 1.700.000 wisman asal Tiongkok sampai tutup tahun 2016.
Di Seoul Korea Selatan, belum lama, dari enam pengusaha besar yang ditemui, tiga diantaranya positif menanamkan modal ke tanah air, salah satunya bisnis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Lesung, dengan investasi sementara USD 500 juta atau Rp 6,5 triliun di awal.
Infrastruktur sedang dibangun di Indonesia, termasuk kawasan ekonomi khusus yakni Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Babel, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Lama Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maluku. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar