Selasa, 02 Agustus 2016

Tempo.co RSS Feed: Kehebohan Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016

Tempo.co RSS Feed
 
Kehebohan Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016
Aug 2nd 2016, 13:46

Selasa, 02 Agustus 2016 | 20:46 WIB

Kehebohan Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016

Tahun ini ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016.

INFO TRAVEL - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas semakin pintar mengangkat popularitas pariwisata di daerahnya. Sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival 13 Agustus 2016 digelar, daerah berjuluk Sunrise of Java itu sudah menghebohkan Ijen Summer Jazz, Sabtu, 30 Juli 2016 malam. Hasilnya, banyak yang terkesima dan menyisakan cerita indah di media social dan memviral ke saentero jagad.

Event Ijen Summer Jazz 2016 itu sukses membalut keintiman panorama dan keindahan Gunung Ijen bersama artis top seperti Syaharani & Queenfireworks (ESQI:EF) serta Nita Aartsen. Sabtu, 30 Juli 2016 malam lalu, Banyuwangi terlihat istimewa. Banyuwangi Ijen Summer Jazz 2016 ini dimainkan di Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Total kapasitas venue hanya 300 tempat duduk, pengunjung diajak merasakan sajian hiburan musik jazz dan budaya dengan cara tak biasa.

Kemasan acaranya pun sangat mumpuni. Tak ada lagi jarak yang memisahkan penonton dan artis yang tampil. Rajutan keintiman dengan alam juga sangat terasa. Ada latar pemandangan volkano Ijen yang menawan. Semuanya  berpadu cantik dengan empat gunung sekaligus, yakni Merapi, Raung, Ranti, dan Suket. Benar-benar wow. Inilah even pemanasan sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival, 13 Agustus 2016.

"Alhamdulillah acaranya sukses. Kegiatan ini murni dari swasta yang mensupport dan dimasukkan dalam Banyuwangi Festival. Konsep privat Jazz yang ditonton 300 orang dengan keindahan lereng Gunung Ijen ternyata banyak disuka penikmat jazz. Ini ajang pemanasan sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016," ujar MY Bramuda, Kadispar Banyuwangi, Minggu , 31 Juli 2016.

Bisa jadi, inilah event pembuka kesuksesan pariwisata event di Banyuwangi. Popularitasnya mendunia. Benchmark-nya sudah banyak. Amerika Serikat misalnya. Pada 1969, festival musik Woodstock kali pertama diadakan di sebuah desa bernama White Lake di sebuah kota kecil bernama Bethel. Festival bertema "3 Days of Peace & Music" ini dihadiri kurang lebih 500 ribu pengunjung yang menyerukan perdamaian dan menentang perang Vietnam. Saat festival itu usai, Desa White Lake mendadak menjadi destinasi wisata unggulan baru. Festival Rio Carnival juga menjadi salah satu bukti lainnya. Karnaval yang diadakan di sepanjang jalan kota Rio de Janeiro, Brazil, ini bisa menyedot hingga 900.000 turis dalam tiap penyelenggaraannya.

Indonesia sendiri punya beberapa contoh menarik tentang bagaimana sebuah pariwisata event bisa sangat berhasil dalam menarik pengunjung. Salah satunya adalah Festival Java Jazz yang kini telah menjadi ikon baru dunia pariwisata event di Indonesia.

Pada 2010, festival ini mendapat rekor dunia sebagai festival jazz Terbesar yang pernah diadakan, karena festival tersebut diisi oleh sekitar 1.300 musisi dengan 21 panggung dalam satu kawasan. Image baru pun terbangun.  Jakarta mulai dikenal sebagai kota penyelenggara festival jazz terbesar di dunia. Keberhasilan inilah yang ingin ditiru Banyuwangi. "Tahun ini ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Khusus musik jazz, kami punya Ijen Summer Jazz 2016, Student Jazz dan Banyuwangi Beach Jazz Festival," tambah Bramuda.

Belajar dari pengalaman even tahun sebelumnya, Banyuwangi kini melakukan persiapan jauh lebih matang, mulai dari teknis event, infrastruktur penunjang wisata, sampai saluran pemasaran. "Melalui Banyuwangi Festival, kami ingin membuat hari biasa menjadi hari yang luar biasa bagi semua orang yang terlibat di dalamnya," tutur Bram.

Menpar Arief Yahya yang asli Banyuwangi itu cukup bangga dan appreciate atas apa yang dilakukan CEO Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Bupati muda yang sudah dua periode itu sukses menjadikan kota kecil Banyuwangi di ujung timur Jawa sana membangun atmosfer pariwisatanya. "Saya selalu bilang di mana-mana, sukses tidaknya daerah membangun Pariwisata itu tergantung pada komitmen CEO-nya. Begitu dia commited,  semuanya bisa dilakukan dengan kekuatan dan kemampuannya," kata Menpar. (*)

Let's block ads! (Why?)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our polices, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar