Selasa, 13 September 2016

Tempo.co RSS Feed: Serius, Presiden Kembangkan Sektor Pariwisata

Tempo.co RSS Feed
Situs Berita Tempo menyajikan liputan berita, video, gambar dan informasi online indonesia seputar bisnis, politik, pemilu, hukum, kriminal, korupsi, saham, ekonomi, internasional, selebritas, sepak bola liga inggris, liga champion, liga itali, liga spanyol, otomotif, pemilihan presiden 
Serius, Presiden Kembangkan Sektor Pariwisata
Sep 13th 2016, 10:00

Selasa, 13 September 2016 | 17:00 WIB

Serius, Presiden Kembangkan Sektor Pariwisata

Kenaikan anggaran promosi adalah bukti keseriusan Presiden Jokowi mengembangkan sektor pariwisata.

INFO TRAVEL - Keseriusan pemerintah mengembangkan pariwisata menjadi sektor unggulan selain infrastruktur, kelautan, pangan, dan energi tidak diragukan. Bahkan Presiden Joko Widodo sudah menyambangi 10 destinasi wisata top yang sering disebut "Bali Baru" oleh Kementerian Pariwisata RI.

Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika menanggapi pertanyaan insan media pada jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, 13 September 2016. "Sangat committed! Bahkan Presiden Joko Widodo sudah menginjakkan kaki di destinasi top tanah air di antaranya Raja Ampat, Papua; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Lombok, Nusa Tenggara Barat; Borobudur, Jawa Tengah; Tanjung Kelayang, Belitung; Mandeh, Sumatera Barat; Mentawai, Sumatera Barat; Nias, Sumatera Utara. Itu menunjukkan perhatian pemerintah sangat serius," katanya, menjelaskan.

Selain itu, jika dibandingkan sebelumnya, kini bujet promosi pariwisata yang dianggarkan pemerintah sudah naik signifikan sehingga Kementerian Pariwisata bisa mengoptimalkan aktivitas pariwara melalui saluran global.

Arief menjelaskan, strategi membangun pariwisata Indonesia tidak bisa langsung selling. Tapi harus memperkukuh brand sebagai fondasi pengembangan industri, kemudian advertising yang diikuti kegiatan penjualan atau selling.

"Jadi tahapan yang sudah dilakukan terkait country branding adalah BAS, branding, advertising, selling. Sebelum itu, program public relationing harus berjalan lebih dulu untuk memuluskan BAS bekerja di level strategi promosi," ucapnya.

Alhasil, dalam setahun, country branding Wonderful Indonesia mampu menembus ranking promosi terbaik di dunia. Pada 2015, setelah program itu dijalankan, Wonderful Indonesia melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan Amazing Thailand (ranking 83). Padahal sebelumnya, indeks World Tour and Travel Competitiveness oleh World Economic Forum (WTTC WEF) mempublikasikan country branding Indonesia dengan istilah N/A atau Not Available.

Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating pariwisata Indonesia. "Sekarang kami calibrating, ada 14 pilar yang menjadi kriteria dan menentukan peringkat dunia tersebut, di mana 141 negara di dunia menggunakan standar itu untuk memperbaiki sektor pariwisatanya. Kalau kita mau bersaing di level global, standar internasional inilah yang juga kita perlukan," kata Arief.

Dia menjelaskan, keempat belas pilar tersebut antara lain business environment, safety and security, health and hygiene, human resources and labour market, prioritization of travel and tourism, international openness, price competitiveness, natural resources, serta cultural resources and business travel.

Upaya Kementerian Pariwisata selama hampir dua tahun membenahi 14 pilar tersebut tidak semua berjalan mulus. Ada beberapa hal sempat menjadi polemik, misalnya, International Openess (Kebijakan Bebas Visa Kunjungan /BVK) untuk 169 negara. "Tapi kita sempat dipuji Sekjen UN-WTO Taleb Rivai saat bertemu di Madrid dan di ITB Berlin," ujar Arief.

Menurut dia, hanya dengan memperbaiki 14 pilar itulah Indonesia bisa bersaing. Bila keluar sebagai pemenang, potensi pasar yang bisa diambil terbilang cukup besar. Karena itu, sangat masuk akal dan tepat ketika Presiden Jokowi menempatkan pariwisata sebagai core ekonomi Indonesia. "Kita kuat di alam, kuat di budaya, dan punya dasar-dasar kreativitas yang hebat untuk man made," tutur Arief. (*)

Let's block ads! (Why?)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our polices, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar