Jum'at, 09 September 2016 | 13:10 WIB
Kerja sama ini bertujuan mempermudah pencapaian target 20 juta wisman pada 2019.
INFO TRAVEL - Pameran pariwisata terbesar se-Asia-Pasifik, PATA Travel Mart 2016, di Indonesian Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, yang dibuka pada Rabu, 7 September 2016, menjadi momentum penting bagi Menteri Pariwisata RI Arief Yahya.
Dalam kesempatan tersebut, Mantan Dirut Telkom itu meluncurkan kerja sama dengan lembaga PBB untuk pariwisata melalui program Sustainable Tourism Observatorium (INSTO). Dia menjelaskan, kerja sama tersebut bertujuan membangun destinasi pariwisata berkelanjutan dengan menjaga lingkungan (environmental), memberdayakan budaya (cultural), dan tetap memberikan benefit (economic value).
Ketiga capaian itu sering disebut ECE. "Untuk STD (Sustainable Tourism Development), Indonesia hasilnya bagus. Kita peringkat kedua setelah Cina," kata Arief di sela-sela acara pembukaan PATA Travel Mart 2016.
Sebagai langkah awal, kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menunjuk tiga lembaga pendidikan tinggi sebagai expert di badan research. Tugasnya adalah mengimplementasikan konsep prinsip sustainable tourism di daerah destinasi. Adapun ketiga lembaga pendidikan tinggi tersebut adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Mataram (Unram). "Selama ini ketiganya sudah mulai bekerja sama dengan UN-WTO (United Nation World Tourism Organization) di Madrid," ujarnya.
Setidaknya ada tiga kawasan destinasi yang sudah disodorkan untuk diobservasi dengan pendekatan STD. Pertama, Sesaot di Senggigi, Lombok Barat. Kawasan ini akan diduetkan dengan Universitas Mataram. Kedua, Pangandaran yang akan berkolaborasi dengan tim ITB Bandung. Ketiga, Sleman dengan Universitas Gadjah Mada.
Tiga kawasan destinasi itu diobservasi dengan pendekatan Sustainable Tourism Development (STD) oleh UN-WTO dengan didampingi perguruan tinggi nasional yang melihat kaitan antara community, destinastion, dan sustainability. "Saya ingin menjadikan Indonesia contoh sukses STD," ucap Arief.
Menurut dia, semua perguruan tinggi yang ditunjuk tadi langsung melakukan penilaian terhadap daerah-daerah destinasi. Daerah-daerah yang masuk dalam sustainable tourism akan memperoleh sertifikat sustainable tourism.
"Sustainable Tourism Development, Sustainable Tourism Observatory, dan sertifikasi sustainable tourism merupakan upaya Kemenpar mendorong pertumbuhan sustainable tourism di Tanah Air. Semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan," ucapnya.
Standarnya pun dibuat global. Acuannya prinsip-prinsip dalam sustainable tourism UN-WTO. Adapun pembangunannya didukung secara ekologis dalam jangka panjang, layak secara ekonomi, serta adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. "Ini sebagai upaya menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan 12 juta dan akan menjadi 20 juta wisman pada 2019," kata Arief.
Sekjen UN-WTO Taleb Rifai langsung memberikan respons. "Apa yang dilakukan Indonesia sangat hebat. Contoh yang bagus. Dukungan pemerintah sangat penting untuk menjamin pembangunan berkelanjutan dari sektor pariwisata," ujarnya.
Rifai menilai, pembentukan tiga observatorium di Indonesia sudah on the track dan timing-nya pas. Kerja samanya dilakukan beberapa bulan sebelum Sustainable Tourism Development diluncurkan pada Januari 2017. "Waktunya pas. Pembangunan pariwisata Indonesia adalah contoh sukses yang bisa ditiru negara lain," tuturnya. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar