Kamis, 15 September 2016 | 13:10 WIB
Pariwisata ibarat lokomotif yang mampu menarik gerbong dari berbagai sektor ekonomi.
INFO TRAVEL - Guru Besar Fakultas Ekonomi UI dan Pendiri Rumah Perubahan Dr Rhenald Kasali menilai, industri pariwisata ibarat lokomotif yang mampu menarik gerbong dari berbagai sektor ekonomi, seperti kuliner, hiburan, properti, bisnis mikro, pertanian, dan sebagainya.
Menurut Rhenald, dalam dunia bisnis ada ungkapan, "Jangan bunuh angsa yang bertelur emas." Karena itu, jika Kementerian Keuangan memotong anggaran belanja Kementerian Pariwisata yang bagai angsa petelur emas, bisa dipastikan Indonesia bakal tidak menikmati hasilnya di kemudian hari.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan industri pariwisata sedang tumbuh dan bergairah. Sebagian besar pengeluaran anggaran negara dialokasikan sebagai investasi jangka panjang.
"Dalam bisnis, kita harus menempatkan seluruh sumber daya ke dalam portofolio bisnis yang kita yakini akan memberi keuntungan paling bagus. Ukurannya 3S, size, spread, sustainable. Ukurannya besar, menghasilkan benefit atau laba yang besar, serta pertumbuhannya besar dan berkelanjutan. Dan itu semua ada di pariwisata," kata Arief.
Jika dilihat dari perolehan devisa saat ini, memang minyak dan gas, batu bara, juga kelapa sawit masih di posisi teratas. Namun, dalam bisnis, jangan cuma melihat dari besaran perolehan pendapatan saja.
"Tanpa melihat sustainability, saya khawatir kita memilih jalan yang keliru. Ingat, proyeksi lebih penting daripada performance. Hanya melihat hasil saat ini tanpa memandang ke depan, bisa berbahaya," kata Arief.
Seperti diketahui, setelah kunjungan kerja dalam rangkaian menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN ke Cina dan Laos, Presiden Joko Widodo menilai Indonesia harus punya core ekonomi yang diunggulkan dan menjadi sektor utama pendulang devisa.
Di Shanghai, saat bertatap muka dengan masyarakat Indonesia, Jokowi menyebut pariwisata sangat penting. Karena itu, Presiden meminta warga di sana membantu mempromosikan Wonderful Indonesia kepada calon wisatawan Cina.
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar