Kamis, 08 September 2016 | 13:24 WIB
Minimnya penerbangan langsung ke Tanah Air membuat jumlah wisatawan mancanegara Indonesia tidak bisa bersaing dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
INFO TRAVEL - Program roadshow Menteri Pariwisata Arief Yahya berlanjut ke markas Air Asia, Jalan Marsekal Suryadharma (M-1) Nomor 1, Cengkareng, Tangerang, Banten. Ini adalah kunjungan balasan, setelah Senin, 5 September 2016, Tony Fernandes, owner Air Asia Group, bertandang ke Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
"Intinya, kami meminta perusahaan penerbangan lebih agresif, lebih berani membuka jalur penerbangan ke destinasi wisata Indonesia," ujar Arief.
Menurut dia, hambatan paling mendasar yang membuat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tidak bisa bersaing dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand adalah akses konektivitas melalui udara, di mana penerbangan langsung ke Tanah Air masih minim.
"Padahal hampir 75 persen via udara. Hanya Kepulauan Riau 24 persen pakai kapal penyeberangan, dan pelintas batas atau cross border satu persen. Jadi, kalau mau menggenjot wisman, ya jalur udara yang harus dibedah satu per satu," kata Arief.
Jalur udara itu, ujar dia, harus diperkuat. Maklum, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17 ribu pulau. Panjang bentangan dari barat ke timur sangat luas, begitu pun dari utara ke selatan. Caranya, memperbanyak akses direct flight ke Indonesia, selain menghidupkan kembali jalur maritim di Nusantara.
Dalam manajemen yang dikembangkan, Arief mengenal istilah: Utamakan yang utama! Jangan mengerjakan hal-hal lain yang bukan prioritas sebelum yang utama diselesaikan. "Karena itu, membangun akses menjadi pekerjaan utama dan prioritas nomor satu saya saat ini," ucap pria asli Banyuwangi itu.
Saat pertemuan pertama, Tony Fernandes menyampaikan keseriusannya membantu Kementerian Pariwisata mengatasi masalah connectivity. Mereka paham, India adalah ceruk pasar yang tergolong gemuk. Kebetulan Air Asia konsisten dengan jenis pesawat berbadan lebar, sehingga jarak-jarak menengah seperti itu sangat efisien. "Kami akan terbangi India, agar ada direct flight ke Indonesia, tanpa melewati Kuala Lumpur dan Singapura," tuturnya.
Selain itu, pasar Cina dan Australia tetap dia kembangkan sebagai potensi inbound ke Indonesia. Saat ini Air Asia sudah melayani penerbangan ke Sydney, Melbourne, Perth, dan lain-lain. "Kami bisa membawa 6 juta wisman ke Indonesia tahun 2019," kata Tony.
Tentu harus didukung dengan promosi dan pengembangan destinasi yang bagus. Tony juga menjanjikan promosi bersama. Semua media promosi Air Asia bisa di co-branding dengan Wonderful Indonesia, baik yang menempel di pesawatnya, inflight magazine, maupun TVC di Korea dan Malaysia. "Kita joint promosi di berbagai originasi yang menjadi sasaran kita," kata Arief, menambahkan. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar