Jum'at, 09 September 2016 | 23:02 WIB
Seorang petarung berusaha menaklukan lawannya dalam pertarungan gladiator di amfiteater bersejarah dalam Festival Romawi di Petronell, Austria, 11 Juni 2016. Pertempuran gladiator diperkenalkan kembali untuk para wisatawan dan menghidupkan budaya romawi kuno. REUTERS/Leonhard Foeger
TEMPO.CO, Jakarta - Jika wisata pada umumya hanya menawarkan pemandangan alam, maka wisata budaya menawarkan lebih. Apalagi Indonesia menyimpan potensi keragaman budaya yang menarik untuk dieksplor.
Ari Hendra Lukmana, Co-founder Campa Tour mengatakan, ketika ikut wisata budaya, maka wisatawan bisa belajar budaya dan sejarah Nusantara. Dari situ wisatawan akan tahu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa hebat pada masa lalu.
"Itulah yang harus kita kembalikan," katanya kepada Bisnis, Jumat (9 September 2016).
Menurut dia, masyarakat Indonesia belum begitu tertarik mengikuti wisata jenis ini, kebanyakan libura hanya untuk selfie di sosial media. Namun, Ari menjadikan hal itu sebagai tantangan, mengemas wisata sejarah dan budaya agar lebih menarik.
"Tidak ada syarat tertentu untuk ikut wisata budaya yang penting suka jalan-jalan," ujarnya.
Ari mengatakann selama kegiatan wisata budaya berlangsung, wisatawan akan berinteraksi dengan masyarakat adat, mencicipi makanan khas, dan membuat kerajinan atau makanan lokal, serta ikut tari-tarian bersama masyarakat.
"Pantangannya kalau di lokasi berpakaian dan bertutur kata sopan jika ada di masyarakat adat," ujarnya.
Sejauh ini, kata Ari, Badui Dalam, Jogjakarta, dan Dieng menjadi tempat favorit wisata budaya. Di samping itu, pihaknya biasa menawarkan wisata budaya ke Wae Rebo, Flores, Sumba, Jogjakarta, Belitung, dan Cirebon.
BISNIS
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar