Minggu, 11 September 2016 | 14:22 WIB
Bangka Cultural Wave bisa menjadi tempat promosi pariwisata yang baik dan destinasi baru di Bangka
INFO TRAVEL - Ketika Belitung bergerak lebih cepat mengembangkan pariwisata, Bangka seakan tertinggal jauh dibelakang. Padahal Bangka Belitung yang biasa disingkat Babel bagai saudara kandung. Ini adalah provinsi pemekaran dari Sumatera Selatan. Pusat pemerintahan, perdagangan, ekonomi, bisnis, pertambangan timah, ada di Bangka.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tak ingin seperti itu. Bangka pun ditargetkan menjadi Bali baru dan masuk dalam percepatan 10 destinasi wisata serta menjadi KEK pariwisata yang sudah ditandatangani Presiden.
Gubernur Babel Rustam Effendi tidak ingin berlama-lama bagai kehilangan arah proyeksi wisata. Sejak 2 September sebelum peletakan batu pertama KEK Tanjung Kelayang, Gubernur Rustam menawarkan KEK juga di Bangka, dengan lahan yang tersedia 1.337 hektare. Pada 8 September 2016 Pemprov Babel pun menggelar Bangka Cultural Wave (BCW) 2016 di Pantai Tongaci Sungailiat, Bangka.
Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara mengatakan BCW bisa jadi destinasi baru di Bangka. "Ada wadah untuk mengenalkan berbagai kekayaan alam, budaya, man-made, di Indonesia khususnya Bangka. Kami mendukung penyelenggaraan Bangka Cultural Wave 2016 ini. Semoga bisa digelar setiap tahun, menjadi tempat promosi pariwisata yang baik, dan destinasi baru di Bangka," katanya.
BCW awalnya untuk merayakan sekaligus penanda dibukanya DeLocomotief Art Stage, sebagai tempat 'hangout' di Sungailiat. Lokasi ini disadari sebagai tempat yang nantinya akan menjadi sarana berkumpul bagi warga sekitar yang bisa saja menghasilkan suatu ide kreatif.
Di BCW ini ada serangkaian pertunjukan musik tari, oleh seniman regional dan internasional. Ada sekitar sepuluh seniman dari berbagai bangsa akan tampil untuk menyemarakan pertunjukan yang dilakukan dalam bentuk perjalanan Di Pantai Tongaci, DeLocomotief Art Stage, Cinabata Batutapak Chengho, Menumbing Muntok dan Pangkal Pinang.
Acara pembukaan akan ditandai dengan pelepasan 71 penyu dewasa ke Laut Cina Selatan. Sebuah upaya pelestarian alam aktif dan rasa syukur atas perjalanan negara bangsa.Pembukaan Museum Garuda dengan orasi budaya oleh Prof Jean Couteau, tentang mitologi Garuda dan Penyu, menjadi penanda, diluncurkannya taman edukasi.
Ada juga dilakukan Peluncuran Jalur Samudra ChengHo dengan menyelenggarakan simposium, pemutaran film, pameran dan pendirian ABCD, Akademi Budaya Cheng Ho Dunia. Diselenggarakan bersama Asdep Destinasi Budaya Kementerian Pariwisata RI.
"Perhelatan multievent ini, akan memperkaya perkembangan budaya dan ruang penciptaan di Bangka dan Indonesia," ujar Ukus yang mewakili Menpar Arief Yahya pada pembukaan "Bangka Culture Wave 2016" sekaligus peluncuran Jalur Samudera Cheng Ho di Bangka.
"Bangka ini punya sejarah panjang dengan Laksamana Cheng Ho, karena itu pariwisata sejarah untuk masuk ke pasar China, masih nyambung," lanjut Ukus.
Di BCW 2016 ini, Staf Ahli Menteri Pariwisata RI bidang Kebudayaan Taufik Rahzen menjadi kurator dan budayawan yang memberikan pengantar tentang "Bangka Culture Wave 2016."
Saat pembukaan acara ini juga dilengkapi dengan orasi budaya oleh Prof. Jean Couteau seorang intelektual Kelahiran Prancis dan penulis dengan tema "Garuda dan Penyu dalam Kosmologi Nusantara." Lalu dilanjutkan dengan pertunjukan musik antarbangsa yang merupakan kolaborasi seniman berbagai negara yang mengembangkan suara alam, harmoni dan kekuatan jiwa.
Acara pembukaan "Bangka Culture Wave 2016" diakhir dengan pelepasan penyu oleh Sesmenpar Ukus Kuswara didampingi Muspida Bangka Belitung, tokoh masyarakat, seniman dan pengiat lingkungan. Delocomotief Art Stage Pantai Tongaci, Sungailiat Bangka. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar