Rabu, 14 September 2016 | 12:28 WIB
Festival Budaya Karawo 2016 bertepatan dengan pertemuan saudagar, pengusaha, dan kedutaan besar Negara Timur Tengah di Indonesia.
INFO TRAVEL - Festival Budaya Karawo 2016 yang digelar di Provinsi Gorontalo dan dimulai pada 9-13 Oktober 2016 ini menampilkan sejumlah kegiatan yang bertema kain khas Gorontalo. Festival ini bertepatan dengan kegiatan Indonesia Middle East Update (IMEU). Ini merupakan pertemuan saudagar, pengusaha, dan kedutaan besar Negara Timur Tengah di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Jamal Nganro mengatakan Gorontalo memang harus lebih cepat daripada rata-rata pengembangan pariwisata di daerah lain. Sebab, Manado sudah semakin kebanjiran wisatawan asal Cina dan Filipina. Manado juga bakal menjadi kota penyambung di Indonesia Utara. Imbasnya positif, karena kota-kota sekitar, seperti Gorontalo, Morotai, Sangihe, Ambon, Ternate, dan Tidore, bakal menjadi sasaran wisatawan lokal dan asing.
Tidak ada pilihan lain. Gorontalo harus bersiap-siap diserbu wisatawan. "Tahun ini Gorontalo menjadi tuan rumah IMEU. Jadi kami akan menyiapkan acara sebaik mungkin. Ibarat sambil menyelam minum air, kegiatan IMEU itu merupakan kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri," ujar Jamal.
Kasi Promosi dan Informasi Fahmi Ihsan mengatakan persiapan sudah dilakukan dengan matang untuk menyambut para tamu Negara Timur Tengah tersebut. Dari menyiapkan hotel sampai membawa mereka menyaksikan atraksi yang dimiliki Gorontalo. "Kegiatan ini juga bertepatan dengan Festival Boelamo yang dilaksanakan pada 5 hingga 12 Oktober 2016," katanya.
Untuk acara Fashion Karawo, pihak panitia pelaksana mendatangkan desainer berkualitas tinggi agar hasil desainnya bisa diakui dunia. "Kami akan mengundang Yurita Pudji Djadjang untuk mendesain karawo sesuai dengan arahan Pak Menteri agar festival fashion-nya juga mendunia," ujarnya, bangga.
Fashion Karawo ini salah satunya untuk memperkenalkan kain khas karawo. Acara yang bertujuan lebih memperkenalkan sulam karawo khas Gorontalo tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Karawo dan Festival Boalemo 2015. Tahun ini, dalam Fashion Karawo diadakan empat kategori lomba untuk tiap desainer dan busana yang dibawakan peserta, yaitu busana muslim, gaun pesta, pakaian kasual, dan pakaian kantoran.
Fashion Karawo, menurut Fahmi, menjadi kesempatan bagi perancang muda untuk berkreasi. "Lomba Fashion Karawo merupakan ajang desainer muda unjuk gigi dan belajar, agar dapat tampil lebih percaya diri, serta menambah pengalaman, dan memajukan sulam karawo hingga semakin dikenal di Nusantara dan internasional," tuturnya.
Lebih lanjut, Fahmi mengatakan, Festival Budaya Karawo 2016 menampilkan sejumlah kegiatan antara lain, family song, festival band, fashion band, desain, dan lomba fotografi. Selain itu, dalam Festival Karawo ini, para peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut akan ikut terjun dalam karnaval karawo.
Karawo merupakan kain sulam khas Gorontalo yang dibuat dari anyaman benang. Keunikan kain ini adalah kain tersebut hanya dapat diproses dengan menggunakan tangan manusia dan tak bisa dibuat dengan mesin. Pada zaman dulu, kain karawo hanya menggunakan motif bunga. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini karawo telah menggunakan motif modern, seperti logo instansi dan burung. Di Gorontalo sendiri yang menjadi sentra pembuatan kain karawo adalah di Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar