Sabtu, 03 September 2016 | 11:28 WIB
Saat ini, sektor pariwisata menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional.
INFO TRAVEL - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juli 2016 mencapai 1,03 juta orang, naik 20,42 persen dibanding bulan sebelumnya. Angka ini memecahkan rekor pencapaian Juli 2015 yang tumbuh 17,68 persen.
"Ini adalah jumlah kunjungan terbesar dalam tujuh bulan terakhir di tahun 2016. Wisman Tiongkok naik signifikan, persis dengan yang kami perhitungan sebelumnya. Total 6,3 juta capaian dari proyeksi 6,1 juta. Jadi masih surplus 200 ribuan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta.
Menpar meyakini pencapaian angka tersebut akan menaikkan kepercayaan diri untuk mengejar target 12 juta di 2016, sekaligus mampu menggapai angka 20 juta wisman pada 2019. "Pariwisata itu cara yang paling murah, cepat, dan mudah untuk mendapatkan devisa. Biaya promosinya hanya 0,4 persen dari target proyeksi," tutur Arief Yahya.
Ia mengatakan sektor wisata merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah, murah, dan cepat. "Pariwisata menyumbang 10 persen terhadap PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Selama ini angka capaiannya selalu buruk, sekarang kita terbaik di regional," ujarnya.
PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan tren kenaikan sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan. Sementara devisa pariwisata yang mencapai US$ 1 juta, menghasilkan PDB sebesar US$ 1,7 juta atau 170 persen. "Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu adalah migas dan non migas, maka kelak akan menjadi pariwisata dan non pariwisata," kata Arief.
Arif Yahya memaparkan saat ini sektor pariwisata masih menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional atau sebesar 9,3 persen dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata itu tertinggi, yaitu 13 persen. Sedang industri minyak, gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit, pertumbuhannya negatif. "Ini penting, karena biaya marketing yang diperlukan hanya dua persen dari proyeksi devisa," ucapnya.
Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, sektor pariwisata penyumbang 9,8 juta pada penyediaan lapangan pekerjaan. Angka ini tumbuh 30 persen dalam lima tahun. "Karenanya, menggenjot pariwisata itu menyelesaikan banyak persoalan negara," katanya. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar