Kamis, 15 September 2016 | 13:32 WIB
Batam dan Bintan Kepulauan Riau bisa dijadikan pintu utama masuknya yachters dunia.
INFO TRAVEL - Kementerian Pariwisata RI menyatakan serius menggarap pariwisata kapal pesiar. Keindahan panorama bahari dan budaya Nusantara menjadi modal utama memikat yachters dunia datang ke Tanah Air.
Keseriusan itu dibuktikan dengan penyelenggaraan event Sail Karimata dan Festival Bahari di Kepulauan Riau pada pertengahan Oktober 2016. "Salah satu kekuatan kita memang di bahari. Lihat saja nanti di Sail Karimata dan Festival Bahari Kepri 2016," kata Menteri Pariwisata RI Arief Yahya.
Berkaca dari kesuksesan pengelolaan pariwisata yacht oleh Singapura, Tim Percepatan Wisata Bahari yang dipimpin Indroyono Soesilo, Kemenpar bakal lebih serius menggarap wisata kapal pesiar tersebut.
"Kami akan melakukan benchmarking kepada Singapura yang menerapkan sistem dan regulasi based on customers. Mereka sudah menggunakan model marketing 2.0, sedangkan kita masih berdasar pada product, 1.0," kata Arief.
Selama ini, Negara Kepala Singa tersebut meraup banyak devisa dari parkir sekitar 4.000 yacht dengan tarif rata-rata 1.500 dolar Singapura. "Itu baru tarif parkirnya, belum termasuk perawatan dan ongkos kebutuhan hidup sehari-hari," ujar Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata Kepri, menambahkan.
Dia menyebut, rata-rata pengeluaran yachter setiap hari mencapai US$ 123 per orang. Bila satu yacht berisi tiga pelayar, dana yang mereka keluarkan US$ 369 per hari, belum termasuk biaya membeli bahan bakar, air bersih, perbaikan kapal, kebersihan, dan kebutuhan dasar lain.
"Para yachter bisa menetap minimal tiga bulan, bahkan ada yang sampai satu tahun. Bisa dibayangkan berapa potensi uang beredar di masyarakat bila Kepulauan Riau disinggahi para yachter dunia, angkanya pasti besar," kata Guntur.
Menurut dia, Indonesia berpotensi besar dapat menjaring yachters dunia seperti halnya Thailand dan Malaysia, yang mulai intens mengembangkan pariwisata bahari dengan target wisatawan kapal pesiar. Kedua negara ini mengembangkan wilayah Phuket dan Pulai Tioman sebagai pintu masuk para pelayar dunia. "Sekarang, kenapa enggak kita geser ke Indonesia dengan pintu masuk Batam atau Bintan," ujarnya.
Pemikatnya, menurut Guntur, gencar menggelar event. Salah satunya yacht rally dunia, di mana tiap tahun selalu ada ribuan kapal yacht yang rutin mengikuti kegiatan reli dari Darwin, Australia dan masuk ke Indonesia dari Kupang.
Selama tiga bulan, para peserta diizinkan mengunjungi beberapa destinasi wisata dengan jalur Kupang, Alor, Lembata, Riung, Makassar, Bali, Karimun Jawa, dan Kumai. Para peserta kemudian keluar dari perairan Indonesia melalui Batam. "Selain itu, bisa menggaet yachters melalui kegiatan Sail Karimata dan Festival Bahari Kepri yang akan digelar pertengahan Oktober 2016," kata Guntur.
Guntur menilai, Kepri sudah punya modal dasar yang sangat kuat untuk menyambut yachter dunia. Kekayaan baharinya cukup fantastis, ada 2.408 pulau besar dan kecil yang bisa disinggahi para pesiar. Belum lagi panorama alam bawah laut yang mempesona, mulai Anambas, Pulau Abang, Pulau Petong, Pulau Hantu hingga Pulau Labun. "Bila ingin diving dan snorkeling, di sinilah tempatnya. Yachter bisa bebas mengeksplorasi warna-warni makhluk laut dan terumbu karang yang langka," ucap Guntur. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar