Jum'at, 02 September 2016 | 18:44 WIB
Jumlah guide yang berbahasa Mandarin di Indonesia masih kurang.
INFO TRAVEL - Kementerian Pariwisata memastikan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara bakal melonjak menjelang akhir 2016. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya melakukan berbagai persiapan di tiga pintu utama, yaitu Jakarta, Bali, Batam, di antaranya perihal ketersediaan tour guide yang cakap berbahasa asing termasuk Mandarin.
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya memprediksi, tahun ini Indonesia akan kedatangan wisatawan asal Tiongkok dalam jumlah yang lebih besar dibanding sebelumnya seperti dialami di beberapa negara. Karena itu, hal-hal yang berpotensi menjadi bottlenecking dalam memajukan destinasi khususnya Bali pasti ditangani dengan cepat. Terutama menyangkut 3A, yaitu atraksi, akses, dan amenitas, termasuk ekses atas "banjir" turis Tiongkok yang belakangan sangat terasa di seluruh penjuru dunia, termasuk di Bali.
"Saya belum lama berkunjung dalam rangkaian promosi Wonderful Indonesia di Osaka Jepang, Seoul Korea, Singapore, Sydney dan Melbourne Australia. Hampir semua destinasi dipenuhi turis Tiongkok. Masuk akal, karena ada 120 juta outbound China tahun 2015, dan tahun 2016 ini naik lagi. Di Bali pun begitu, yang dulu Bali didominasi wisman Australia, tahun 2016 ini sepertinya bakal tergeser oleh wisman Tiongkok," kata Arief Yahya.
Memang, eksesnya tetap ada. Misalnya, jumlah guide yang berbahasa Mandarin masih kurang. Dan itu adalah tantangan yang harus dengan cepat dikejar agar masa-masa "jet lag" soal komunikasi itu segera teratasi dengan baik.
"Di Shanghai pekan lalu, problem yang juga dirasakan oleh tour operator dan tour agency di Tiongkok adalah problem bahasa. Bedanya dengan Thailand, mereka juga belajar dan sudah mulai banyak yang bisa berkomunikasi Mandarin. Lagi-lagi, ini tantangan kita untuk mengejar ketinggalan dalam hal guide yang bisa berbahasa Mandarin," katanya.
Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi Hiramsyah Sambudhy Thaib dalam sebuah acara di Bali, 31 Agustus lalu menjelaskan, Kemenpar sangat menyadari hal itu. "Tentu, Kemenpar sudah sangat paham akan tantangan itu. Soal SDM itu ada Deputi Kelembagaan dan SDM yang concern untuk menangani pramuwisata soal bahasa Mandarin dan turis Tiongkok itu," ujarnya. (*)
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar