KOMPAS.com – Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki gunung. Kaldera yang berdiameter 7 kilometer menjadi salah satu magnet yang menarik para pendaki. Sejarah kelam letusan gunung 200 tahun silam menjadi alasan untuk mencoba menapaki sang ancala.
Tim "Ekspedisi Alam Liar" dari Kompas.com sempat mencoba mendaki gunung dengan ketinggian 2.751 melewati rute pendakian Doro Ncanga. Perjalanan dilakukan dari tanggal 18-25 Maret 2015.
Tim sebelumnya menginap di Desa Doropeti, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Jika Anda ingin mendaki Gunung Tambora, simaklah kiat berikut agar pendakian terasa nyaman dan menyenangkan.
Persiapkan fisik
Seperti saat mendaki gunung-gunung yang lain, persiapan fisik adalah hal yang mutlak dibutuhkan sebelum mendaki. Walaupun pendakian dengan berjalan kaki hanya dilakukan dari Pos 3 ke bibir kaldera dan Puncak Doro Ncanga, fisik pendaki akan diuji. Pendakian menuju bibir kaldera akan melewati bukit-bukit berjajar dengan paparan sinar matahari langsung ke kepala.
Pendakian Tambora melewati Doro Ncanga dari Pos 1 menuju Pos 3 dapat ditempuh menggunakan mobil jeep. Namun jarak tempuh sekitar 15 kilometer di atas mobil akan terasa panas dan tentunya akan menguras tenaga. Perjalanan menggunakan mobil jeepditempuh selama hampir 5 jam. Perjalanan dengan mobil jeepakan dimulai pagi hari dan tiba sore hari. Fisik pendaki lagi-lagi akan diuji.
Logistik pendakian
Mendaki gunung membutuhkan kalori yang lebih banyak dibandingkan kegiatan sehari-hari. Persiapan logistik pendakian dapat dipersiapkan sejak dari Bima maupun Sumbawa. Jika menggunakan penerbangan langsung menuju Sumbawa, Anda dapat membeli makanan dan minuman di Pasar Seketeng yang terletak di dekat Bandara Sultan Moh. Khairuddin. Namun jika Anda ingin membeli di dekat Doro Ncanga, di Desa Doropeti banyak masyarakat yang membuka warung kelontong yang menyediakan makanan dan minuman.
Kebutuhan air juga adalah satu hal yang penting dalam pendakian. Di jalur pendakian Doro Ncanga, tidak ada sumber air yang mengalir yang dapat dimanfaatkan pendaki. Hanya ada satu genangan air di titik 500 meter sebelum tiba di bibir kaldera. Air tersebut merupakan air hujan yang tertampung di satu kolah kecil di celah bukit. Untuk pendakian selama tiga hari dua malam dengan cuaca yang panas, bawalah persediaan air bersih untuk memasak, minum, dan keperluan lain minimal 6 liter per orang.
Panas Terik
Rute pendakian lewat Doro Ncanga berbeda dengan jalur Desa Pancasila. Jalur Pancasila didominasi dengan hutan tropis yang dapat menghalangi panas matahari yang terik. Pendaki yang melewati jalur Doro Ncanga akan melewati padang sabana hampir sejauh 15 kilometer. Paparan sinar matahari akan melumuri tubuh ketika melewati medan pendakian. Pendaki yang ingin melewati jalur ini, sebaiknya menggunakan kaus berbahan quick dry (cepat kering) dengan lengan panjang untuk melindungi tangan dari sinar matahari.
Penggunaan sun block atau tabir surya juga disarankan untuk menghindari kulit dari bahaya sinar matahari. Sinar matahari yang langsung menghujam kulit dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan sun block sebelum mendaki dan ulangi setiap dua jam.
Pemandu
Jalur pendakian Gunung Tambora lewat Doro Ncanga terbilang sulit karena tidak ada rambu penunjuk dan penanda lokasi. Dengan medan padang sabana yang bentang alamnya serupa, kemungkinan tersasar akan dapat terjadi. Setelah Pos 3, pendaki akan dihadapkan dengan bukit-bukit yang berjajar sebelum mencapai puncak.
Pemandu pendakian banyak berasal dari Desa Doropeti, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Salah satu yang biasa memandu para pendaki dan juga sempat memandu tim "Ekspedisi Alam Liar" bernama Rijon. Biaya yang dikeluarkan untuk pemandu menuju puncak adalah Rp 200.000 per orang. Pemandu juga akan membawakan barang bawaan pendaki tapi belum terlalu profesional. Misalnya Anda harus siap memasak sendiri saat pendakian. Hal ini mengingat Gunung Tambora baru terkenal dan jarang didaki karena lokasinya yang terbilang jauh.
Waspada
Kewaspadaan saat bergiat di alam bebas mutlak diperhatikan oleh orang-orang yang ingin menikmati perjalanan. Medan yang pendakian Doro Ncanga yang didominasi padang sabana, rawan menyebabkan tersasar. Begitu ketika tiba di bibir kaldera Gunung Tambora, bahaya terjatuh akan selalu mengintai. Jarak antara bibir ke dasar kaldera berjarak hampir satu kilometer.
Jika berada di bibir kaldera, disarankan tidak terlalu dekat dengan bibir kaldera. Di sekitar puncak Tambora tidak ada tali pengaman yang dapat melindungi pendaki. Dinding batu yang terjal menjadi ancaman ketika berada di puncak. Di puncak, batu kerikil dan material pasir sisa letusan dapat membuat tergelincir. Perhatikan setiap langkah jika telah berada di bibir kaldera.
Rute pendakian lewat Doro Ncanga berbeda dengan jalur Desa Pancasila. Jalur Pancasila didominasi dengan hutan tropis yang dapat menghalangi panas matahari yang terik. Pendaki yang melewati jalur Doro Ncanga akan melewati padang sabana hampir sejauh 15 kilometer. Paparan sinar matahari akan melumuri tubuh ketika melewati medan pendakian. Pendaki yang ingin melewati jalur ini, sebaiknya menggunakan kaus berbahan quick dry (cepat kering) dengan lengan panjang untuk melindungi tangan dari sinar matahari.
Penggunaan sun block atau tabir surya juga disarankan untuk menghindari kulit dari bahaya sinar matahari. Sinar matahari yang langsung menghujam kulit dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan sun block sebelum mendaki dan ulangi setiap dua jam.
Pemandu
Jalur pendakian Gunung Tambora lewat Doro Ncanga terbilang sulit karena tidak ada rambu penunjuk dan penanda lokasi. Dengan medan padang sabana yang bentang alamnya serupa, kemungkinan tersasar akan dapat terjadi. Setelah Pos 3, pendaki akan dihadapkan dengan bukit-bukit yang berjajar sebelum mencapai puncak.
Pemandu pendakian banyak berasal dari Desa Doropeti, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Salah satu yang biasa memandu para pendaki dan juga sempat memandu tim "Ekspedisi Alam Liar" bernama Rijon. Biaya yang dikeluarkan untuk pemandu menuju puncak adalah Rp 200.000 per orang. Pemandu juga akan membawakan barang bawaan pendaki tapi belum terlalu profesional. Misalnya Anda harus siap memasak sendiri saat pendakian. Hal ini mengingat Gunung Tambora baru terkenal dan jarang didaki karena lokasinya yang terbilang jauh.
Waspada
Kewaspadaan saat bergiat di alam bebas mutlak diperhatikan oleh orang-orang yang ingin menikmati perjalanan. Medan yang pendakian Doro Ncanga yang didominasi padang sabana, rawan menyebabkan tersasar. Begitu ketika tiba di bibir kaldera Gunung Tambora, bahaya terjatuh akan selalu mengintai. Jarak antara bibir ke dasar kaldera berjarak hampir satu kilometer.
Jika berada di bibir kaldera, disarankan tidak terlalu dekat dengan bibir kaldera. Di sekitar puncak Tambora tidak ada tali pengaman yang dapat melindungi pendaki. Dinding batu yang terjal menjadi ancaman ketika berada di puncak. Di puncak, batu kerikil dan material pasir sisa letusan dapat membuat tergelincir. Perhatikan setiap langkah jika telah berada di bibir kaldera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar