Senin, 25 Juli 2016 | 19:08 WIB
Pawang mengiring gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) menuju Rumah Sakit Gajah Prof Dr Ir Rubini Atmawidjaja di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Rumah sakit Gajah Prof Dr Ir Rubini Atmawidjaja didirikan pada 31 Januari 2012 merupakan Rumah Sakit Gajah (RSG) pertama di Indonesia dan Asia. ANTARA/Muhammad Adimaja
TEMPO.CO, Jakarta - Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park) ke-36.
"Penetapan sebuah kawasan menjadi ASEAN Heritage Park merupakan sebuah kehormatan tersendiri, dan tahun ini penghargaan itu diterima oleh TNWK Lampung," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono pada pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park Committee V, di Bandarlampung, Senin, 25 Juli 2016.
Ia menyebutkan, selain terpilih sebagai "ASEAN Heritage Park" ke-36 atau yang ke-4 di Indonesia, pelaksanaan pertemuan kelima Komite tersebut digelar di Provinsi Lampung.
Menurut Sutono, ASEAN Heritage Park merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi.
ASEAN Heritage Park diberikan sebagai bentuk penghargaan yang tinggi terhadap pentingnya kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi (Plt Sekdaprov) Lampung itu juga menjelaskan, selain terdapat pusat konservasi gajah, di Taman Nasional Way Kambas ada pula Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semialami di Asia atau dunia.
"Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2016, dunia konservasi internasional mendapatkan kabar gembira dengan kelahiran anak badak Sumatera bercula dua di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas," katanya.
Kelahiran anak badak yang merupakan kedua kalinya di SRS Taman Nasional Way Kambas menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di taman nasional tersebut.
"Nama badak tersebut direncanakan akan diberikan pada kesempatan pertemuan ini oleh Presiden RI Joko Widodo atau yang mewakili," ujar Sutono.
Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan.
Selain itu, menurut Sutono melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di Taman Nasional Way Kambas.
"Hal itu tujuannya agar pengelolaan kawasan pelestarian alam dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis tetapi juga manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut Executive Director ASEAN Centre for Biodiversity Y Roberto V Oliva, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tachrir Fathoni, dan Assisten Director for Environment Division of Secreyariat ASEAN Saros Crisai.
Hadir pula perwakilan dari negara-negara ASEAN yang masuk ke dalam Center for Biodiversity, unsur Forkopimda Provinsi Lampung, Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigjen Ike Edwin, Danlanud Astra Ksetra Letkol Nav Arief Budiman, Asintel Kejaksaan Tinggi Lampung Leonard Simanjuntak serta para kepala satuan kerja di Lingkungan Pemprov Lampung.
Rangkaian kegiatan ASEAN Heritage Park di Lampung yang dilaksanakan 25-27 Juli 2016, yaitu sidang komite masing-masing perwakilan delegasi negara-negara di ASEAN, dan pada hari terakhir mengunjungi Taman Nasional Way Kambas sebagai kunjungan lapangan langsung, sekaligus pelaksanaan acara pemberian nama anak badak sumatera yang beberapa waktu lalu telah lahir di penangkaran badak TNWK.
ANTARA
Let's block ads! (Why?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar